Selasa, 03 Juni 2014

Rencana Allah selalu yang Terbaik

Filled under:

Bismillahirrahmanirrahim.

Manusia memang hanya bisa Merencanakan sesuatu, terlaksana atau tidaknya itu kehendak Allah.

Setelah dua tahun tak pernah berjumpa, kadang hanya saling sapa di sosmed atau telfonan, bahkan sesekali pernah bercanda nanti akan berjumpa jika kelak ada acara walimahan dari dia saja. 
Tapi kehendak Allah, akhirnya mempertemukan juga, bukan di acara walimah saya ataupun dia, bukan di acara reunian SMA seperti yang biasa kami bicarakan, Tapi qaddarullah disaat mendapatkan berita sedih bahwa ibunya sedang sakit parah.

Siang tadi untuk pertama kalinya berkunjung ke rumahnya, dengan bermodal nekat bersama seorang teman dengan roda dua menaklukkan perjalanan kurang lebih 130 kilo.

Di sudut ruangan, nampak seorang wanita terbaring dengan mengenakkan mukena, wajahnya pucat menahan rasa sakit, di kelilingi oleh suami, anak-anak dan keluarganya.

Kalimat-kalimat “lailahaa illallah” tak henti-hentinya mereka ucapkan, tak kuasa kami menahan air mata,
Ya Alloh inikah yang namanya sakaratul maut?
Ini nyata, ini sebuah kepastian.yang akan menyapa semua makhluk yang bernyawa.
Untuk pertama kalinya saya menyaksikan semua ini, bukan yang biasa hanya terlihat di adegan-adegan film acting. Sekarang nyata. Dingin terasa.
Kalimat lailaha illaallah berubah menjadi “innalillahi wainna ilahi roji’un”

Saya tersadar beliau telah pergi, subhanallah betapa indahnya akhir hidup beliau. Saat detik-detik terakhir, terbalut mukena, di kelilingi suami, anak-anak yg sholeh dan keluarga yang dengan setia menuntunnya bersyahadat mengingat Rabbnya.
Bagaimana dengan saya nanti?
Bagaimana saat mengahadapi detik-detik terakhir?
Husnul khatimakah?
Satu pertanyan buat saya dan kita semua.

Di samping ibunya, dia terisak, sakit sekali kawan. Satu pintu syurga telah tertutup.
Wanita yang dari rahimnya mereka terlahir, wanita yang paling banyak waktunya terkuras memikirkannya, menghawatirkannya, mendo’akannya, membesarkannya, serta mendidiknya .. kini telah pergi meninggalkannya.
Tiada lagi tempat bermanja, tiada lagi bisa merasakan masakannya walau sederhana tapi selalu menjadi nomor satu yang selalu bisa membuat merindukan rumah, lagi tutur sapa lembutnya, tiada lagi nasehat-nasehatnya.
Innaalillahi wainna ilaihi raaji'un.

Adik bungsunya memeluk erat sang bapak, menangis tersedu-sedu, mata dari sang bapak itu memerah, sangat sendu di sana. Tapi tak ada air mata.Dia pura-pura tegar, pura-pura kuat, dusta jika tidak terluka.
Entah, hati saya terasa semakin sakit.

Proses penyelenggaran jenazah berlangsung dengan sangat cepat,sesuai anjuran nabi.
Masya Allah, indahnya hidup diantara orang-orang yang paham dan sholeh.
Akhir hidup yang bermakna. Semoga saja beliau mendapat tempat yang baik di sisi-Nya. Aamiin.

Bagaimana dengan jasad kita nanti?
Akankah di selenggarakan secara sempurna?
Siapa yang bisa tahu akhir hidupnya?
Bisa jadi,tenggelam,terbakar,atau hilang di tengah hutan sendirian.
Tak di mandikan,tak di sholatkan,tak juga di makamkan.”
Nasehat dari penceramah kepada para takziah membuat suasana menjadi hening.
Kata-kata tadi berhasil membuat saya seperti terasa di buat semakin kecil, sangat kecil dan lemah.Tak ada artinya.

Sebelum pulang kami bersalaman, tak ada suara, dia yang biasa sangat ceria, hari ini seperti lupa cara tersenyum.
Sayapun tak bisa bisa berkata banyak, hanya membisikkan kalimat agar dia bersabar, lebih bersabar lagi.
Saudaraku, Allah lebih tahu yang terbaik buat hambanya. Semoga kita di pertemukan lagi di lain waktu.
Tidak bersama kesedihan. saat itu kau pasti jauh lebih tegar lagi. Aminn.

__

Posted By White ocean20.08