Sabtu, 29 Maret 2014

Bapak Tua

Filled under:


     Seringkali kita melihat masalah hanya dari kaca mata pribadi,
Ada seorang bapak tua bersama empat orang anak yang masih kecil-kecil, mereka naik kereta ekonomi dari Jati Negara menuju ke Semarang.

Di dalam kereta anak-anak itu sangat ribut sehingga mengganggu penumpang yang lain, berlarian kesana kemari dan terik-teriak tawa mewarnai keceriaan mereka, penumpan yang lain banyak yang merasa terganggu dengan tawa anak-anak itu, sang Bapak tua itu sepertinya tidak mau tau. 


Kemudian seorang Ibu memberanikan diri menegur Bapak tua,
“Pak .. Ma’af Pak, apakah anak-anak itu adalah anak Bapak ?”

Tanpa menjawab, Bapak  tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat ke arah Ibu yang menegurnya,
“Ada apa Bu ???”, Tanya Bapak Tua

“Itu Pak, anak Bapak .. Mereka berisik dan mengganggu penumpan yang lain, tolong di suruh diam Pak .. sebagai orang tua seharusnya Bapak bisa menjaga anak-anak nya dong, kami merasa terganggu”.

“Oooh .. Ma’af Bu, saya tidak bisa”, jawab Bapak tua singkat.

“Kenapa tidak bisa ??? .. kan itu anak Bapak !!” Tanya Ibu tersebut.

“Saya tidak tega .. ”,

“Kenapa tidak tega ???”

“Tiga hari yang lalu mereka baru saja kehilangan orang tua nya akibat kecelakaan pesawat, dan sejak kecelakaan itu mereka tidak pernah berhenti menangis, dan baru hari ini saya melihat mereka bisa tertawa, saya tidak tega memberhentikan tawa nya, Jika Ibu tega maka saya persilahkan”, 
jawab Bapak tua mengakhiri percakapan.

Sang Ibu kemudian kembali ke tempat duduk nya dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya, kini marahnya berubah menjadi sayang, bencinya jadi simpati, Ia sangat senang melihat anak yatim piatu itu bisa tertawa lepas.

Yakinlah .. Pada saat kita mau membuka mata hati dan pendengaran pastilah hidup ini lebih mudah untuk di fahami, kebencian jadi kasih sayang, dendam jadi persahabatan. Tidak ada yg salah dalam kehidupan ini, yang salah adalah pada saat kita tidak berusaha mau mengerti tentang kehidupan. Sungguh Allah menginginkan kebaikan bagi Kita kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Oleh: Bagus Hernowo (Pesantren Entrepreneur)

Posted By White ocean06.29

Jumat, 28 Maret 2014

Cinta Pertamaku di Kampus Merah

Filled under:

Awal aku bertemu denganmu, sulit kulukiskan betapa besar kagumku terhadapmu. Seabrik pesona, rona dan daya pikatmu membuat hati senantiasa indah melihatmu.
Pertama ku melihatmu tak bisa kutundukkan mata ini untuk menatap lekat dirimu. Saat itu engkau dikelilingi orang-orang yang begitu giat membaca kalamullah. Dan itu membuatku kagum padamu. Kaupun buat mereka nyaman dan tentram berada didekatmu. Sungguh, kau menyejukkan mata ini bahkan mata hati ini. Kau, mampu mencuri hatiku. Aku jatuh cinta padamu dipandangan pertama.


Masa-masa awal menyandang status mahasiswa baru adalah beban berat bagiku. Kaupun selalu membuka diri untukku. Sekalipun aku masih baru dan belum mengenal karaktermu.


Rentetan jurus senior tak terbendung menerjang fisik dan perasaanku. Dan bukan hanya itu, pikiran dan ideologikupun siap dilahap sewaktu-waktu. Tapi aku benar-benar bersyukur pada Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang begitu mengerti akan isi rasa dan hatiku. Aku bersyukur dipertemukan denganmu.


Darimu aku belajar banyak hal. Darimu awal aku mengenal manhaj salaf, darimu pula awal ku memegang amanah dikampus merah, hingga belajar mengelola rasa yang kadang sulit aku kendalikan.


Lembaran hari yang kulalui di kampus merah, hampir selalu terpikir akan dirimu. Saat jeda kuliah menjemput, kusegerakan kaki ini melangkah menemuimu. Ingin kulepaskan penat pelajaran dalam dekapanmu. Kerinduanku padamu adalah bukti jika kau mampu menawan hatiku. Kau curi hatiku dari kegelapan kedalam tawanan keimanan. Dan aku tidak menyesal dengan sikapmu.


Tidak siang tidak pula malam, kau sangat mengagumkan. Kesederhanaamu tak membuat orang jauh darimu begitupun aku. Bahkan cinta itu semakin tumbuh merekah, cinta yang lahir dan semata karena Allah.


Dalam hati aku senantiasa bertekad untuk menjagamu, memakmurkanmu. Karena aku tahu, kelak kau juga akan bersama denganku di hari Akhir. Dan yang kuinginkan adalah kau menjadi saksi untukku bukan atasku.


Akupun mendengar kabar bahwa kau akan pindah. Para petinggi jurusan berharap kau bisa membuka diri lebih agar bisa menerima lebih banyak orang-orang yang mau merasakan sejuknya dekapanmu. Saat itu aku sangat senang tapi jujur aku juga khawatir dan cemburu, sebab banyak orang lain yang juga menginginkanmu. Dengan segala upaya mereka berusaha merebutmu. Bahkan tidak sedikit mencederai dirimu. Namun kepercayaanku pada Allah akan penjagaan-Nya padamu jauh lebih besar dan itulah yang membuat aku bisa tersenyum saat berjumpa denganmu.


Jujur, nama yang dilekatkan padamu adalah inspirasi bagiku. Itulah yang kurasakan saat pertama kali mengenalmu dengan melihat papan namamu. Mis itulah singkatan nama yang diberikan padamu.


Kini tak terasa hampir empat tahun aku di kampus merah, ada amanah lain yang harus aku kerjakan dan kuselesaikan. Dan tak jarang aku meninggalkanmu, berpisah denganmu. Tapi, kelak perpisahan itu pasti akan datang, sebab pertemuan tak bisa mengalahkan perpisahan. Dan kalau pun waktu itu tiba, jangan khawatir Mis, rasa cinta dan sayang ini Insya Allah akan selalu ada untukmu. Status apapun yang melekat padaku suatu saat nanti aku berharap namamu selalu dihatiku.


Sebab kamulah yang menyejukkanku di Fakultas ini. Ketahuilah kamulah cinta pertamaku di Kampus Merah ini Mis (Mushallah Istiqamah).


Oleh: Abdullah al Buthony

Posted By White ocean06.17

Rabu, 26 Maret 2014

Andai Aku Menjadi !

Filled under:



Andai aku menjadi anak seorang perokok

Mungkin aku menjadi perokok, setidaknya pasif


Andai Aku menjadi anak seorang pemabuk

Mungkin Aku menulis puisi ini sambil khamr kuteguk

 
Andai Aku menjadi anak dari seorang pezina

Mungkin Aku akan terjerat arus prostitusi


Andai Aku menjadi anak dari orang tua yang kafir

Mungkin Aku akan mengikuti agama orangtuaku, taklid buta



Tapi, Alhamdulillah

Segala puji bagi Allah

 
Aku menjadi anak dari ayah yang filter rokok tak pernah tersentuh di mulutnya

Aku menjadi anak dari ayah yang tidak pernah khamr diteguknya

Aku terlahir dari ibu yang sholehah. beliau mendidik buah hatinya menjadi sholeh

Aku terlahir dari tengah keluarga yang bertauhid

"Allah itu Satu anakku", begitu kata ayah

"Hanya dia yang berhak disembah", demikian kata ibu



Dan terakhir,

Tahukah Kamu, kawan

Ada satu hal yang sangat tidak ingin Aku andaikan

Yaitu, pada hari semua makhluk Allah dikumpulkan

Lalu Aku hanya bisa berkata,

“Sungguh celakalah Aku, andai aku menjadi tanah saja”


-Dzaky Mubarak-

Posted By White ocean20.02

Ketika Kebosanan menyapaku

Filled under:


Setiap insan, ketika selalu melakukan hal serupa. Selalu melakukan hal yang sama dan itu menurutnya tidak mendapatkan keuntungan atau sesuatu yang baru itu tidak menambah semangatnya, maka selalu saja akan bertemu dengan yang namanya rasa bosan. 

Abdullah bin Mas’ud juga berkata, “Hati punya saat giat dan semangat, sebagaimana ia punya waktu bosan dan malas, manfaatkanlah saat ia semangat dan istirahatkanlah saat ia malas.”

Ali bin Abu Thalib berkata, “Sesungguhnya hati itu merasa bosan sebagaimana tubuh juga merasa bosan, karena itu carilah hikmah-hikmah yang menarik.”  
Jadi, terkadang Hati bertabrakan dengannya (dengan si "BOS"an). Kita tau bersama pula bahwa, sesuatu yang bertabrakan akan kalah dari salah satunya. Entah itu yang menabrak yang kalah, mati, mundur atau enyah dari perkara tersebut .. atau yang ditabrak yang akan menjadi pemenang !!!!???. Hanya pelaku yang bisa menebaknya. 

Itulah tabiat manusia. Ada rasa bosan. Dan hanya sang pencipta yang tidak pernah bosan, Dia tidak pernah bosan untuk memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-hambaNya. Tidak pernah bosan dalam beraktifitas, menggerakkan dunia dan apa yang ada didalamnya. Allah selalu tepat waktu dalam menerbitkan dan menenggelamkan matahari. Ini adalah tanda bahwa Allah tidak pernah bosan untuk memberikan kebaikan kepada para hambaNya.
Hanya saja, terkadang hambaNyalah yang cepat bosan dalam bermu'amalah dengan Allah Yang Maha Agung. Bahkan Allah selalu menyuruh hambaNya untuk memohon ampun, untuk tidak bosan meminta rahmatNya.

Mari kita renungkan firmanNya: (Hadits qudsi) 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

 يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.” (HR. Muslim no. 6737)

Bahkan disebutkan dalam riwayat bahwa Allah tidak akan bosan mendengarkan keluh dan kesah hambaNya, hingga hamba itu sendiri yang bosan akan permohonannya kepada Allah.

Dari ’Aisyah -Radhiallahu 'anha-, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ

”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kistiqomah) walaupun sedikit.” HR. Muslim no. 782

Manusia mungkin akan bosan dan jengkel ketika kita selalu datang mengetuk pintu dan meminta bantuan padanya. Namun, Allah Sang Maha Pengasih tidak pernah bosan sama sekali terhadap aduan para hamba-hambaNYa, yang sholehkah itu ataukah yang tholeh .. Dia tidak akan bosan.

Mari kita jaga rasa itu. Kita jaga agar kita tidak bosan untuk melakukan kebaikan. Hingga kita bertemu dengan kebosanan itu sendiri. Ketika kita bosan, maka janganlah lari dari kebosannan itu. Tetaplah maju untuk mengalahkan dan menghilangkannya secara perlahan. Dan sangat disayangkan ketika kita bosan dalam melakukan kebaikan. Maka, katakan JANGAN!!! padanya, Karena kebaikan yang sedikit saja, namun dilakukan terus menerus dia adalah sesuatu yang disukai oleh Allah Yang Menyinta Kebaikan. 

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. 
HR. Muslim no. 783, 

Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,

أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.”
HR. Muslim no. 782.

Jadi katakan pada si "BOS"an....laasabiila lituhaddima sabily...Say no to "BOR"ing.

By 'Abdullah Sa'id

Posted By White ocean18.21

Selasa, 25 Maret 2014

Nenekku Tersayang

Filled under:

Ada seorang remaja wanita masih sekolah di kelas 2 SMA, setiap hari dia di tugaskan untuk merawat nenek nya, nenek nya sudah lumpuh hidupnya hanya di habiskan di tempat tidur. Suatu saat iya mulai protes karena ketidak adilan yang di rasakanny.
“Ma .., gantian dong merawat nenek, masa’ setiap hari harus aku”, kata si wanita kepada mamanya, kemudian Mamanya memotivasi
“Nak .. merawat nenek pahalanya banyak”.

Sesekali anak itu mau menuruti mamanya, tp di saat lain ia mulai protes lagi,
“Ma, gantian dong yg merawat nenek, masa’ setiap hari harus aku, kenapa harus aku ?? kenapa tidak mama ?? kenapa tidak bapak, dan kenapa tidak kakak atau adik yg merawat nenek, tp kenapa harus aku ???”.  
Protes nya mulai keras, mamanya kemudian memeluk sambil menangis,

“Nak, kamu sudah besar, kamu benar-benar mau tau kenapa ??,”
“Iya ma ..”. Jawab si Anak
“Dulu .. sewaktu kamu masih berumur enam bulan, malam itu rumah kita kebakaran, semua orang menyelamatkan diri dan barang-barang yang masih bisa di selamatkan, Bapak dan Nenek manggendong kakak-kakak mu dan Mama menggendong kamu .. setelah kita keluar semua, Bapak bertanya kepada Mama, 
 “Mana Bayi nya ???” 
Tanpa sadar ternyata yang mama gendong bukan bayi tp guling kecil, kami baru sadar saat itu ternyata kamu masih di dalam rumah di lantai dua, Tiba-tiba saja dari arah belakang kami lari menerjang masuk ke dalam rumah, ternyata nenekmu Nak .. Nenekmu, Nenekmu lari memaksa masuk ke dalam rumah kemudian naik menerobos ke lantai dua, setelah menggendong dan membawamu, Nenek mu terjun dari lantai Dua, terjun sambil menggendong kamu Dan sejak saat itulah nenek mu LUMPUH.”

Anak itu terdiam sambil meneteskan air mata tanpa suara, dan mulai saat itulah iya tidak pernah lagi protes saat-saat di suruh merawat nenek nya, bahkan hari-harinya di habiskan untuk merawat neneknya, ia sangat senang dan bangga bisa merawat nenek nya, ia bangga pada neneknya tiada kesenangan melebihi kesenanagan merawat nenek nya.

Andaikan kita tau mengapa kita berbuat sesuatu maka pastila kita akan bekerja dengan ikhlas, tekun dan serius. Ingat, dan yakinlah suatu saat  pasti kita akan faham, apapun pasti akan kita lakukan untu membahagiakan orang yang kita cintai dan yang mencintai kita.

Sumber: Bagus Hernowo (Pesantren Entrepreneur)

Posted By White ocean15.34

Saudaraku yang Kucintai

Filled under:



Aku tidak akan bosan menjajal matamu untuk membaca tulisanku. Aku ingin mengingtkanmu wahai orang yang kuharap darinya cinta. Aku mengejar cinta Allah dengan menjadikanmu wasilah wahai saudaraku. Ada mimbar yang terbuat dari cahaya dan naunganNya dijanikan untuk mereka yang saling mencintai karenaNya.

SeruanNya memanggil lagi. Sang muadzzin mengingatkan kita .. "Hayya 'Alassholaah" .. Bahwa waktu untuk berjumpa dan mengadukan diri Kepada sang Khalik .. kini telah masuk waktu untuk kita bermunajat kepadaNya. Rehatlah sejenak dari aktivitasmu wahai saudaraku. Rasulullah memilih sholat sebagai tempat persitrahtannya .. Ayo kita sholat yah .. jangan takut, tidak berat kok.
 
Ketika seseorang merasa berat, bukan mata sebenarnya yang buta tapi, hati yang buta. Bukan mata sebenarnya yang tidak bisa meneteskan airmata. Tapi hati yang susah sekali tersentuh ketika dinasehati. Hai .. saudaraku yang membaca ini. "Ayo kita tanya hati kita .. sudah berapa kali kita menangis ?? atau bahkan sekedar cuman mau saja mungkin tidak .. kita harus usahakn bisa menangis dihadapan Allah. Tujukan pertanyaan ini kepada hati kita .. "Apakah aku sayang Allah .. atau apakah Allah sayang aku ?????. Dia adalah tempatku kembali, apa yang harus kubawa untuk bertemu denganNya ?, apa yang harus kukatakan ketika aku berada didepanNya ????. Mari saling mengingatkan wahai yang kucintai karena Allah.
 
Wahai orang-orang yang beriman, mari kita sholat dulu yah, kita yang butuh kepada Allah. kita yang harus menghadap kepadaNya. Bagaimana kita mau diberikan sesuatau yang kita inginkan, padahal kita tidak pernah meminta bahkan menghadap kepadaNya pun kita sangatlah jarang melakukannya.
Ayo .. Akhiy al karim .. nyawa kita masih ada, dia belum sampai ditenggorokan kita. Allah sangat gembira terhadap taubatnya seorang hamba, terhadap kembalinya seorang hamba kepadaNya. Allah sayang sama kita .. yakin dan percaya .. dia tau segala kebutuhan kita. Karena Dia yang tau segala kebutuha kita, maka mari kita menghadap dan meminta sesuatu yang kita inginkan .. yakin Dia akan memberikannya .. dan jangan pernah bosan untuk meminta .. Mari wahai saudaraku yang kusayang dan kucinta karena Allah.


By 'Abdullah Sa'id

Posted By White ocean15.14

Minggu, 23 Maret 2014

Lelaki yang Paling Saya Cintai

Filled under:




Pukul 21 : 24 WITA

Dari balik pagar belakang kossan.
Masih terdengar suara pasir,batu dan semen yang beradu.

 Ah,sudah semalam ini…
Mereka masih bekerja.
Sudah beberapa malam.sepertinya
hampir sepekan.
Setiap kali saya membuka pintu kamar dan sedikit mereganggkan badan setelah kerkutat dengan beberapa hal.
Angin malam dan suara-suara kerja mereka selalu bisa membuat saya terenyuh.

Dari balik pagar gelap di ujung sana.
Entah siapa mereka,
Saya hanya bisa menduga.salah seorang mungkin seorang ayah yang berkewajiban membiayai keluarganya.
Ataukah seorang anak yang menjadi tulang punggung keluarganya. ataukah seorang kakak yang bekerja untuk menghidupi ibu dan adiknya. atau bahkan seorang mahasiswa yang bekerja untuk membiayai kuliyahnya.
Bisa jadi. Salah satunya mengena.
Siapapun dia,siapapun mereka yang begitu rela bekerja semalam ini.
Bergelut dengan benda benda kasar dan angin malam.

Mereka luar biasa.
Banyak sekarang. Tikus tikus berdasi yang kerjanya hanya duduk di sebuah ruangan berAC Berfasilitas lengkap,dengan gaji yang besar serta kerjaan yang tidak berat,Tangannya pun tidak akan lecet jika hanya menggenggap polpen dan kertas serta duit,gaji selama sebulan yang lancar.
Masih saja belum puas dengan menggambil yang bukan haknya.

Bukankah keringat orang orang yang bekerja keras lagi halal itu lebih baik,lebih selamat di bandingkan mereka yang memuaskan dirinya,mengenyangkan perut perut keluarganya,dengan sesuatu yang bukan haknya.
Saya teringat lelaki penyayang di bawah langit sana.di balik lintasan jalan dan pegunungan.
Bapak.
Begitu biasa saya memanggilnya,bukan ayah,Abi atau dad. Bapak panggilan itu terasa lebih istimewa bagi saya.terasa saya benar benar memilikinya apa adanya sedari kecil. Raut wajahnya yang semakin menggambarkan usianya sekarang.
Menjadi seorang guru dengan gaji yang pas passan untuk menghidupkan ke4 anaknya. Membuat dia tidak menyerah,tidak juga berfikir berani mengambil jalan pintas.selain miliknya.

Walau kedua kakinya semakin lemah tak sekuat dulu.
Seusai mengajar atau saat saat libur masih saja menghabiskan separuh waktunya di kebun.
Mencangkul,menanam,bahkan melihatnyaa memikul karung karung sawit dengan sempoyongan
Itu membuat dada saya menjadi sesak terasa nyeri.
Ingin rasanya berteriak pada dunia.
Dia bapakkku, dia lelaki yang paling saya cintai.


Pernah suatu kali saya katakan padanya untuk tidak terlalu lelah,bekerja tidak perlu di paksakan,kecapean,yang biasa membuat kedua kaki nya membiru karena asam uratnya kambuh dan berat badannya pun menurun.
Saat itu berkata "saya bapakmu nak.selagi masih kuat, dan bisa saya langkahkan kaki ini bekerja untuk kalian akan saya lakukan.bahkan jika nanti kalian sudah menikah dan saya masih kuat.akan ku bangunkan rumah buatmu nak,bekerja keras seperti ini sebenarnya bukan buat saya tapi buat kalian.”
Tergambar raut tulus di wajahnya.
Sangatt tuluss.
Mengingat semuanya saya benar benar tidak bisa berhenti mencintai laki laki penyayang itu.

20 tahun mengenalnya.20 tahun pula dia selalu menjadi bapak yang sangat saya kagumi.bahkan bukan hanya 20 tahun.50 tahun 60 70 80 dan tahun tahun selanjutnya semoga Allah memanjang umurnya (tentunya dalam ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla) dan memudahkan rizki beliau. Dia tetap menjadi bapak yang selalu saya kagumi.
Semua yang ada pada dirinya.
Kesabarannya,semangatnya,rasa tanggung jawabnya,keteguhan dalam Agamanya.semuanya.


Uhibbuka Yaa Abatiy ...

Posted By White ocean07.27

Kamis, 20 Maret 2014

Tinggalkan Pintu Kebaikan, Pasti Masuk Lubang Keburukan

Filled under:

Coba anda baca surat Al Baqarah ayat 101-102, ini dia ayatnya:

وَلَمَّا جَاءهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ اللّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ كِتَابَ اللّهِ وَرَاء ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَـكِنَّ الشَّيْاطِينَ كَفَرُواْ


Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir)

Ayat ini menceritakan tentang orang Yahudi yang tidak menghiraukan utusan yang Allah kirim kepada mereka. Kemudian mereka juga tidak mengindahkan Kitabullah yang diturunkan kepada mereka. 
Jika kita lihat tafsir dari ayat ini, Syaikh As Sa’di menjelaskan, “jelas dari ayat ini bahwa sebagian golongan ahlul Kitab tersebut tidak tersisa keimanan pada mereka dikarenakan tidak mengimani sang Rasul. Walhasil, sesungguhnya kekafiran mereka tersebut merupakan kekafiran terhadap kitab mereka sendiri walaupun mereka tidak merasa demikian. Dan dari kejadian yang Allah takdirkan ini ada mutiara faidah dan hikmah, yaitu siapa yang meninggalkan suatu hal yang bermanfaat, dan ia memungkinkan untuk mengambil manfaat dari hal tersebut namun tidak ia lakukan, maka ia akan diberi ujian dengan kesibukan pada perkara yang merugikannya. akan diuji dengan ibadah kepada sesembahan selain Allah.

Siapa yang menanggalkan kecintaan, rasa takut dan pengharapan kepada Allah, akan diuji dengan cinta, takut dan berharap pada selain Allah. Siapa yang tidak mengeluarkan hartanya di jalan Allah, pasti akan mengeluarkan hartanya di jalan setan. Siapa yang tidak menghinakan dihadapan Rabb-nya, akan terhina di hadapan sesama hamba. Siapa yang meninggalkan kebenaran akan diuji dengan kebatilan.” (Tafsir As Sa’di, 60).

Coba perhatikan ayat ini, orang Yahudi ketika datang utusan Allah, disia-siakan. Namun ketika mereka menyia-nyiakan kebaikan, mereka langsung diuji dengan keburukan, “sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan“.

Demikianlah, bukankah ini suatu renungan yang menohok hati kita semua? alias langsung mak jleb. Rumusnya gampang, ketika kita tidak memakai waktu kita untuk kebaikan, DAPAT DIPASTIKAN kita akan memakai waktu kita untuk keburukan.

Bahkan urusan yang manusiawi seperti makan-minum dan tidur. Makanya niatkanlah makan-minum, tidur dan urusan manusiawi kita lainnya sebagai hal yang mendukung kita berbuat baik. Makan, minum, tidur, agar besoknya kuat untuk kembali beraktivitas yang baik.
Demikian, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.


muslim.Or.id 

Posted By White ocean19.40

Minggu, 16 Maret 2014

Aku Tidak Pernah Meletakkan Rokok di Mulutku Sejak Saat Itu

Filled under:

Aku pernah diundang di malam Ramadhan dua tahun yang lalu untuk menjadi pembicara dalam satu siaran live di salah satu siaran televisi. Siaran kala itu berkisar tentang ibadah pada bulan Ramadhan. Siaran itu dilakukan di Makkah al-Mukarramah pada satu kamar di salah satu hotel yang bisa melongok di atas Masjidil Haram.

Kala itu kami berbicara tentang Ramadhan. Para pemirsa televisi bisa melihat dari sela-sela jendela kamar di belakang kami pemandangan orang-orang yang umrah dan thawaf secara langsung.

Kala itu pemandangannya sungguh mengagumkan dan mengharukan, membuat pembicaraan pun semakin berkesan. Hingga pembawa acara menjadi lembut hatinya, dan menangis di tengah halaqah itu. Sungguh suasana itu adalah suasana keimanan, dan tidak merusak suasana itu kecuali salah satu cameramen. Dia memegang kamera dengan satu tangan, dan tangan yang kedua memegang “Tuhan Sembilan Senti” menurut istilah Penyair Taufik Ismail (tambahan redaksi), yaitu rokok. Seakan-akan tidak ada satu waktu yang tersia-siakan dari malam bulan Ramadhan kecuali dia kenyangkan paru-parunya dengan asap rokok.

Hal ini banyak menggangguku. Penghisap rokok itu benar-benar mencekikku, tetapi harus bersabar, karena itu adalah siaran langsung, dan tidak ada alasan, kecuali terpaksa melaluinya.

Berlalulah satu jam penuh, dan berakhirlah kajian itu dengan salam. Kameramen itu pun mendatangiku–sementara rokok masih ada di tangannya–sembari dia mengucapkan terima kasih dan memuji.

Maka kukeraskan genggaman tanganku dan kukatakan, “Anda juga, saya berterima kasih atas keikutsertaan anda dalam menyunting acara keagamaan ini. Saya memiliki satu kalimat, barangkali anda mau menerimanya.”

Dia pun menjawab, “Silahkan…silahkan.”

Kukatakan, “Rokok dan siga…” (maksudnya sigaret),

Namun dia memutus pembicaraanku seraya berkata, “Jangan menasehatiku…Demi Allah, tidak ada faidahnya wahai Syaikh.”

Kukatakan, “Baik, dengarkan saya… Anda tahu bahwa rokok haram, dan Allah berfirman…”

Dia pun memotong pembicaraanku sekali lagi, “Wahai Syaikh, janganlah menyia-nyiakan waktu anda… saya telah merokok selama 40 tahun… rokok telah mengalir dalam urat nadi saya… tidak ada faidah… selain anda lebih pandai lagi…!!”

Kukatakan, “Apa yang ada faidahnya?”

Dia pun merasa tidak enak dariku lalu berkata, “Doakanlah saya… doakanlah saya.”

Maka aku pun memegang tangannya seraya berkata, “Mari ikut denganku…”

Kukatakan, “Mari melihat ke Ka’bah.”

Maka kami pun berdiri di sisi jendela hotel yang bisa terlihat masjidil haram dari atas sana.

Dan ternyata setiap jengkalnya dipenuhi oleh manusia. Antara yang ruku’, sujud, yang sedang umrah, dan sedang menangis. Sungguh pemandangan yang sangat mengesankan.

Kukatakan, “Apakah anda melihat mereka?”

Dia menjawab, “Ya.”

Kukatakan, “Mereka datang dari setiap tempat, yang putih, yang hitam… orang Arab dan 'Ajam (non arab)… yang kaya yang miskin… semuanya berdoa kepada Allah agar menerima ibadah mereka dan mengampuni mereka…”

Dia menjawab, “Benar… benar…”

Kukatakan, “Tidakkah anda menginginkan Allah memberikan kepada anda apa yang Dia berikan kepada mereka?”

Dia menjawab, “Ya… tentu saja.”

Kukatakan, “Angkatlah tangan anda, saya akan berdoa untuk anda… dan aminilah doa saya.”

Aku pun mengangkat kedua tanganku lalu kukatakan, “Ya Allah, ampunilah dia…”

Dia berkata, “Aamiin.”

Aku berdoa, Ya Allah, angkatlah derajatnya, dan kumpulkanlah dia bersama dengan orang-orang yang dikasihinya di dalam sorga… Ya Allah…”

Dan tidak henti-hentinya aku berdoa hingga hatinya lembut dan menangis… seraya mengulang-ulang, “Aamiin… aamiin…”

Tatkala aku ingin menutup doa kukatakan, “Ya Allah, jika dia meninggalkan rokok, maka kabulkanlah doa ini, jika tidak, maka haramkan dia terkabulnya doa ini.”

Maka pecahlah tangisan laki-laki tersebut, sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan keluar dari kamar tersebut.

Berbulan-bulan telah berlalu, aku pun diundang lagi di studio televisi tersebut untuk melakukan siaran langsung. Saat aku masuk ke bangunan tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang tampak taat beragama menemuiku, kemudian dia mengucapkan salam dengan hangat, lalu mencium kepalaku, dan merendah meraih kedua tanganku untuk menciumnya, dan sungguh dia sangat terkesan.

Kukatakan kepadanya, “Mudah-mudahan Allah mensyukuri kelembutan dan adab anda… saya sungguh menghargai kecintaan anda… akan tetapi maaf, saya belum mengenal anda…”

Maka dia berkata, “Apakah anda masih ingat dengan cameraman yang telah anda nasihati untuk meninggalkan rokok dua tahun yang lalu?”

Kujawab, “Ya…”

Dia berkata, “Sayalah orang itu… Demi Allah wahai Syaikh… sesungguhnya aku tidak pernah meletakkan rokok di mulutku sejak saat itu.”

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Dikisahkan oleh Syaikh Dr. Muhammad al ‘Arifi.

(Dinukil dari majalah Qiblati edisi 11 tahun V, Ramadhan 1431 H/ Agustus 2010).

Posted By White ocean15.29

Sabtu, 15 Maret 2014

Apakah Kebahagiaan Semu yang Kita Cari?

Filled under:

Jika ditanya, apa tujuan hidup anda? Tentu semuanya menjawab mencari kebahagiaan dan kesenangan hidup. Mulai dari seorang Ibu yang bahagia dengan kesuksesan mendidik anak, sang bapak yang sukses dengan karir dan jabatan, seorang caleg yang bahagia dengan terpilih, bahkan seorang Wariapun bahagia dengan sekedar nongkrong-nongkrong “eksis”. Akan tetapi apakah yang dirasakan benar-benar kebahagiaan? Apakah kebahagiaan semu saja? Kalau memang bahagia, apakah Kebahagiaan didunia saja? Tidak diakhirat yang kekal.

Kita ambil contoh, misalnya bagaimana seorang artis misalnya artis korea, yang terlihat bahagia dan semua puncak kebahagiaan dunia ditangannya. Terkenal, dihormati, kaya, makanan enak, rumah besar dan fasiltas lengkap, wajah yang rupawan dan pasangan hidup yang menarik. Akan tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa artis korea atau artis secara umum hidupnya sebenarnya di bahwa tekanan. Harus selalu tampil menarik untuk mencari pujian dan ridha manusia, kehidupan selalu diekspos, kejar tayang, mengejar pekerjaan dan persaingan tidak sehat dan berat di dunia artis. Jadilah pelarian mereka ke narkoba, kawin-cerai dan berbagai skandal kehidupan. Atau yang lebih parah kebahagiaan semu para waria, yang sudah jelas bagi orang yang di hatinya masih ada sedikit nurani, maka mereka tidak setuju dengan mencari kebahagiaan dengan menjadi waria.

Dan perlu kita ingat bahwa Kebahagiaan dunia semu itu menipu dan sering kali melalaikan dari akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”  (QS. Luqmaan: 33)
Allah Ta’ala juga berfirman,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al Hadid: 20)

Istidraj: Kebahagiaan yang lebih semu lagi

Ternyata ada yang harus kita waspadai lagi. Yaitu ia merasa bahagia di dunia padahal itu adalah hukuman baginya dari Allah Ta’ala, karena ia bahagia tidak diatas landasan Agama Islam yang benar. Allah biarkan ia bahagia sementara di dunia, Allah biarkan ia merasa akan selamat dari ancaman Allah di akhirat kelak, Allah tidak peduli kepadanya. Itulah istidraj sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila engkau melihat Allah Ta’ala memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan) dari Allah.”1
Mengenai ayat,

أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan makar Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 99)

Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Al-Qar’awi menjelaskan, “Makar Allah adalah istidraj bagi pelaku maksiat dengan memberikan kenikmatan/kebahagiaan… mereka tidak memuliakan Allah sesuai dengan hak-Nya. Mereka tidak merasa khawatir [tenang-tenang saja] dengan istidraj [jebakan] kenikmatan-kenikmatan bagi mereka, padahal mereka terus-menerus berada dalam kemaksiatan sehingga turunlah bagi mereka murka Allah dan menimpa mereka azab dari Allah”2

Kita ambil contoh komentar seorang ibu,
saya sudah bahagia sekarang, anak-anak saya semuanya sudah jadi, sudah berhasil semua, saya bangga, anak pertama wakil direktur di bank, anak kedua saya jadi koordinatur umum di urusan pajak bea cukai, anak ketiga saya menjadi hakim agung di kabupaten”
 Bisa jadi ini adalah istidraj, jika kebahagiaanya hanya bersandar sesuai dengan komentar diatas tanpa landasan agama, walaupun jika kita tanya kepada kebanyakan manusia, maka mereka kebanyakan sepakat bahwa ibu ini memang bahagia sekarang. Akan tetapi, Jika mengikuti kebanyakan hawa nafsu manusia di muka bumi, maka kita akan kita akan tersesat. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al-An’am: 116).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menafsirkan, “Allah berfirman kepada nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memberi peringatan dari menaati/mengikuti mayoritas manusia, karena kebanyakan mereka telah berpaling dari agama, amal dan ilmu mereka. agama mereka rusak, amal mereka mengikuti hawa nafsu dan ilmu mereka tidak diterapkan dan tidak bisa mencapai jalan yang benar”3

Sering-sering muhasabah antara nikmat dan istidraj

Dan sudah sepatutnya kita berilmu, yaitu bagaimana membedakan antara nikmat dan istidraj dengan sering-sering bermuhasabah. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Adapun (kemampuan) membedakan antara nikmat dan fitnah, yaitu untuk membedakan antara kenikmatan yang Allah anugerahkan kepadanya -berupa kebaikan-Nya dan kasih-sayang-Nya, yang dengannya ia bisa meraih kebahagiaan abadi- dengan kenikmatan yang merupakan istidraj dari Allah. Betapa banyak orang yang terfitnah dengan diberi kenikmatan (dibiarkan tenggelam dalam kenikmatan, sehingga semakin jauh tersesat dari jalan Allah, Pen), sedangkan ia tidak menyadari hal itu. Mereka terfitnah dengan pujian orang-orang bodoh, tertipu dengan kebutuhannya yang selalu terpenuhi dan aibnya yang selalu ditutup oleh Allah”4

Standar bahagia di dunia seperti orang kafir?

Jika ada komentar, “saya hidup bahagia sekarang, punya istri yang cantik, anak yang lucu dan pintar, punya rumah yang cukup besar karir saya di kantor terus naik dan bisnis lancar terus”. Maka, orang kafir juga bahagianya dengan komentar di atas, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang muslim bahagia HANYA dengan patokan kebahagiaan seperti komentar di atas. Mengenai ayat,

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” QS. Ali Imran: 196-197)
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan, “Janganlah kalian melihat berbagai kenikmatan, kebahagian dan kemudahan orang-orang kafir. Tidak berapa lama lagi, semuanya akan lenyap dari tangan mereka. Nantinya, mereka akan terjerat oleh amalan-amalan buruk mereka. Kami memberikan kemudahan mereka di sana, sebagai istidraj semata. Semua yang mereka miliki hanyalah (kesenangan sementara). Kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya“.5
Dan jika kita seperti orang kafir hanya ingin bahagia di dunia saja, maka terkadang Allah Ta’ala memberikannya sekedar kehendak Allah, Allah Ta’ala berfirman,

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاء لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُوماً مَّدْحُوراً

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu sesuai dengan apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (QS. Al-Isra’: 17)

Apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya?

Kebahagiaan adalah bahagia jika melaksanakan perintah Allah dan merasa sedih jika melakukan kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An Nahl: 97)
Jadi jika kita berat melaksanakan shalat, puasa, atau bahkan berat melaksanakan amalan-amalan sunnah, maka itu adalah tanda tidak bahagia. Kemudian jika kita melakukan maksiat tetapi kita tenang-tenang saja, atau yang lebih parah tidak tahu bahwa hal yang kita lakukakan adalah maksiat dan dilarang oleh agama. Bandingkan dengan perkataan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا

“Seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia duduk di bawah sebuah gunung yang ditakutkan akan jatuh menimpanya. Sementara seorang fajir/pendosa memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di atas hidungnya, ia cukup mengibaskan tangan untuk mengusir lalat tersebut.”6
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menjelaskan mengenai ciri kebahagiaan: “jika diberi [kenikmatan] maka ia bersyukur, jika diuji [dengan ditimpa musibah] ia bersabar dan jika melakukan dosa ia beristigfar [bertaubat]. Tiga hal ini adalah tanda kebahagiaan.”7
Dan mengenai bahagia yang sesungguhnya jelas letaknya adalah di hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.8
Oleh karena itu carilah kebahagiaan hakiki tersebut, sebagaimana kita mencari kesembuhan jika badan kita sakit, jika badan kita sakit maka kita akan menempuh berbagai penjuru dunia untuk mencari kesembuan. Jawabannya adalah ilmu, doa dan bersungguh-sungguh. Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. Al-Ankabut: 69)

Contoh kebahagiaan dunia-akhirat

Inilah contoh kebahagiaan para ulama salaf, mereka berkata,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ

Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang.”9
Contoh ulama yang mencerminkan kebahagiaan dunia-akhirat adalah syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Muridnya yaitu Ibnul Qayyim menceritakan kebahagiaan gurunya, “Allah Ta’ala pasti tahu bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. 

Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala, yaitu berupa siksaan dalam penjara, ancaman dan penindasan dari musuh-musuh beliau. Namun bersamaan dengan itu semua, aku dapati bahwa beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya dan paling tenang jiwanya. Terpancar pada wajah beliau sinar kenikmatan hidup yang beliau rasakan. Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.10

Bahkan ketika beliau di penjara beliau Ibnu Taimiyah berkata, “Seandainya benteng ini dipenuhi dengan emas, tidak ada yang bisa menandingi kenikmatanku berada di sini.”11
Beliau juga berkata, “Orang yang dipenjara adalah orang yang hatinya dibelenggu dari Rabb-nya Ta’ala”
Beliau juga berkata, “Apa yang dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya surgaku dan tamannya ada di hatiku, jika, ke mana aku pergi ia selalu bersamaku, jika mereka memenjarakanku maka penjara adalah khalwat bagiku, jika mereka membunuhku maka kematianku adalah syahid, jika mereka mengusirku maka kepergianku adalah rekreasi.”12

Catatan Kaki
1 HR. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no. 561
2 Al-Jadid fii Syarhi Kitabit tauhid hal. 306, Maktabah As-Sawadi, cet.II, 1417 H
3 Taisir Karimir Rahmah hal. 248, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. I, 1424 H
4 Madarijus salikin 1/189, Darul Kutub Al-‘Arabi, beirut, cet. III, 1416 H, Syamilah
5 Tafsir Ibnu Katsir 2/192, Dar Thayyibah, cet. II, 1420H, Syamilah
6 HR. Bukhari no. 6308
7 Matan Qowa’idul Arba’
8 HR. Bukhari dan Muslim
9 Rawai’ut Tafsir Ibnu Rajab 2/134, Darul ‘Ashimah, cet.I, 1422 H, Syamilah
10 Al-wabilush shayyib hal 48, Darul Hadits, Koiro, cet. III, Syamilah
11 Idem
12 Idem

Muslim.Or.id 

Posted By White ocean15.07

Rabu, 12 Maret 2014

Bersyukur Ketika Senang, Bersabar Ketika Mendapat Bencana

Filled under:


Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna keimanan seorang hamba. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”[2].

Dalam Al-Qur’an, Allah memuji secara khusus hamba-hamba-Nya yang memiliki dua sifat ini sebagai orang-orang yang bisa mengambil pelajaran ketika menyaksikan tanda-tanda kemahakuasaan Allah. Allah berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:
  • Imam Ibnul Qayyim berkata: “(Hadits di atas menunjukkan bahwa) tingkatan-tingkatan iman seluruhnya  (berkisar) antara sabar dan syukur”[3].
  • Kehidupan seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
  • Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah dalam segala ketentuan takdir-Nya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat dan anugerah baginya.
  • Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehinnga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidakridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah, serta di akhirat mendapat siksa neraka.
  • Keutamaan dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang sempurna imannya[4].
  • Rukun sabar ada tiga yaitu: menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allah I, menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang (Allah), seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya[5].
  • Rukun syukur juga ada tiga:
    1. mengakui dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,
    2. menyebut-nyebut semua nikmat tersebut secara lahir (dengan memuji Allah dan memperlihatkan bekas-bekas nikmat tersebut dalm rangkan mensyukurinya), 
    3. menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah[6].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Catatan Kaki
[1] HSR Muslim (no. 2999).
[2] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “’Uddatush shaabiriin” (hal. 88).
[3] Kitab “Thariiqul hijratain” (hal. 399).
[4] Keempat faidah di atas kami nukil dari kitab “Bahjatun naazhiriin” (1/82-83).
[5] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilish shayyib” (hal. 11).
[6] Ibid.


 muslim.Or.id

 

Posted By White ocean14.42

Senin, 10 Maret 2014

Kalung Orang Syiah Bertuliskan " Aisyah di Neraka "

Filled under:



 
Kalung orang syiah bertuliskan " Aisyah di Neraka "

Foto orang syi`ah  yang mengenakan kalung merah bertuliskan arab terjemahannya : " Aisyah  di Neraka ".
  
Foto: MASIHKAH ENGAKU MENGANGGAP SYIAH SEBAGAI SAUDARAMU... WAHAI ORANG YNG BERFIKIR?
-------------------------------------------------

wahai saudaraku.. masihkah engkau menganggap syiah saudaramu ketika ummul mukminin dilaknat dan di katakan oleh mereka syiah masuk neraka!

bagaimana hal ini jika IBUMU yang engkau muliakan dilaknant dan dikatakan masuk NERAKA!! 

padahal ummul mukminin lebih mulia dari Ibumu yang engkau muliakan

Tidak kah engkau berfikir...!!!

foto ini menggambarkan kelakuan mereka syiah.. mereka syiah mengalungkan pita yang bertulisakan aisyah fi narr (aisyah di dalam neraka)


#syiahbukanislam #syiah #syiria #suriah
-------------------------------------------------
Donasi dapat disalurkan pada rekening berikut

- BCA an Ikrimah 1691967749
Konfirmasi 0817.40.9691 (Boleh konfirmasi, Boleh juga tidak)

- Bank MANDIRI KCP Kelapa Gading Boulevard Jakarta an Siti Ana Ravita Laksmi (istri dari ustadz Abu Muhammad Herman) 1250019692011
Konfirmasi 0813.1490.9000 (Sebaiknya konfirmasi)

-------------------------------------------------
BANTU KAMI AGAR KITA BISA MEMBANTU SAUDARA-SAUDARA KITA DI SURIAH MELAUI FP MISI MEDIS SURIAH DARI PEMBANTAIAN SYIAH BASAR ASAD DAN SEKUTU SYIAH IRAN, SYIAH HIZBULLAT, SYIAH IRAQ.

CARANYA AGAR FP MISI MEDIS SURIAH INI AMAN DARI GANGGUAN SYIAH ADALAH:
-------------------------------------------------------------------------
1. BANTU FP MISI MEDIS UNTUK MENDAPAT LIKE MINIMAL 100.000 LIKE
2. BANTU SETIAP ADA STATUS BARU DI FP MISI MEDIS SURIAH SELALU DI LIKE
3. BANTU SETIAP ADA STATUS BARU DI FP MISI MEDIS SURIAH YANG ADA FOTONYA SELALU DI TAG KE TEMAN YANG RIDHO UNTUK TAG AGAR TIDAK DI LAPORKAN SPAM
4. BANTU SETIAP ADA STATUS BARU DI FP MISI MEDIS SURIAH SELLAU DI BAGIKAN KE PERTEMANAN
5. BANTU SETIAP ADA STATUS BARU DI FP MISI MEDIS SURIAH SELAU KOMEN MINIMAL UCAPAN TAKBIR ATAU YNG SESUAI DENGAN ISI STATUS


Bantuan ikhwah sekalian sangat kami harapkan berkenaan dengan saudara-saudara muslim dan mujahidin kita di SURIAH agar sedikit meringankan beban mereka

Dan mudah-mudahan menjadi amal jariyah buat ikhwah sekalian sehingga akan banyak yang bergabung dengan Misi Medis Suriah yang membela kepentingan Rakyat Muslim di Suriah

Bismillah
FP Misi Medis Suriah Jilid II Kami Mulai Hari ini

https://www.facebook.com/misimedissuriah

wahai saudaraku.. masihkah engkau menganggap syiah saudaramu ketika ummul mukminin dilaknat dan di katakan oleh mereka syiah masuk neraka!

bagaimana hal ini jika IBUMU yang engkau muliakan dilaknant dan dikatakan masuk NERAKA!!

padahal ummul mukminin lebih mulia dari Ibumu yang engkau muliakan

Tidak kah engkau berfikir...!!!

foto ini menggambarkan kelakuan mereka syiah.. mereka syiah mengalungkan pita yang bertulisakan aisyah fi narr (aisyah di dalam neraka)


Komentar:


Perbuatan Syi`ah ini sama dengan menyakitkan Nabi SAW, bukan menyenangkannya. Dan ini  tuduhan tidak berlandaskan dalil  tapi serampangan, fanatisme golongan. Yang penting bagi mereka adalah beda dengan ahlis sunnah. Ini kelakukan orang yang  suka mengkafirkan sahabat, lalu menyatakan kaum syi`ah  sekarang mukmin sejati. Pada hal syi`ah sekarang banyak  kesyirikan dan bid`ahnya. Apakah  mereka  tidak mengerti dengan ayat:
 
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ إِلَّا أَنْ تَفْعَلُوا إِلَى أَوْلِيَائِكُمْ مَعْرُوفًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا(6)
 
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah). Al ahzab.
 
وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا(53)
 
Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.  Al ahzab 53.
 
Dan Aisyah tetap menjadi istri Rasulullah SAW , sekalipun setelah wafatnya dan tidak kawin dengan orang lain.
 

Posted By White ocean04.02

Sabtu, 08 Maret 2014

Bak Tikus Mati di Lumbung Padi

Filled under:



Pepatah ini mungkin pernah anda ucapkan, atau paling kurang anda dengarkan. Sobat, andai tikus bisa bercerita atau minimal menuliskan perasaannya, kira-kira apa dan bagaimana perasaannya di saat menghadapi ajal di lumbung padi, yang penuh dengan “sumber penghidupan” baginya?

Namun sayangnya tikus tidak dapat bercerita atau menuliskan pengalamannya. Karena itu izinkan saya bertanya kepada anda, andai anda yang mengalami hal tersebut. Ajal menjemput di tempat yang selama ini anda duga menjadi “sumber penghidupan”. Kira kira apa dan bagaimana perasaan anda? Pesan atau wasiat apa yang hendak anda sampaikan kepada orang di sekitar anda?

Sobat,ketahuilah bahwa dunia beserta isinya inilah tak ubahnya bak lumbung padi itu. Dunia tempat anda hidup ini, barang kali telah mencuri simpati anda, sehingga anda terperdaya. Anda bejuang, banting tulang, peras keringat, pergi pagi pulang petang, semua itu demi meluaskan “lumbung padi” anda. Namun toh demikian, cepat atau lambat, ajal pasti menjemput anda, walaupun anda sedang menimmati kekayaan dunia yang anda kumpulkan.
 
Bisa jadi ajal menjemput anda di saat anda menyantap makanan lezat atau meneguk minuman segar nan bergizi atau minuman suplemen , atau bisa pula ketika anda sedang asyik bercumbu rayu dengan bidadari pujaan hati anda. Bila ajal benar benar telah menjemput maka semua kilau dan gemerlap dunia kan sirna. Di depan mata anda hanya terbentang dua jalan; jalan ke surga dan jalan ke neraka.


أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

Kalian semua telah dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta kekayaan

حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

Hingga tiba saatnya nanti ketika kalian masuk ke dalam kuburan (QS. At Takatsur 1-2)
 
Sobat! Silahkan anda memilih, akankah suatu saat nanti anda meninggal dengan mengenaskan karena ternyata kekayaan dunia yang anda puja tidak dapat melindungi anda. Ataukah anda memilih untuk menghadapi kematian dngan senyuman bahagia yang terkulum di bibir, karena anda mendapat kabar gembira bahwa anda segera memulai perjalanan abadi di alam surga.


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

Wahai jiwa yang damai (muhtmainnah)

ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

Kembalilah engkau kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي

Masuklah engkau ke dalam barisan hamba-hamba-Ku

وَادْخُلِي جَنَّتِي

Dan silahkan engkau masuk ke dalam surga-Ku (QS. Al Fajr 27-30)
 
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan yang mendapatkan kabar gembira ini ketika ajal menjemput kami. Amiin.

muslim.Or.id 

Posted By White ocean20.11